Strategi Beternak Burung Puyuh

Posted by Unknown Jumat, 13 Agustus 2010 63 komentar
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu.

Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia).
Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870.

Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979.

Kini mulai bermunculan di kandangkandang ternak yang ada di Indonesia.

2. SENTRA PETERNAKAN Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah

3. J E N I S kelas : Aves (Bangsa Burung),

Ordo : Galiformes,

Sub Ordo : Phasianoidae ,

Famili: Phasianidae,

Sub Famili : Phasianinae,

Genus : Coturnix,

Species : Coturnix-coturnix Japonica

4. MANFAAT

1) Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat,

2) Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya,

3) Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman

5. PERSYARATAN LOKASI

1) Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk,

2) Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran,

3) Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit, 4) Bukan merupakan daerah sering banjir, 5)Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu:

manajemen (pengelolaan usaha peternakan),

breeding (pembibitan) dan

feeding (makanan ternak/pakan)

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan Perkandangan

Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C;

kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt,

sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan).

Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.

Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere).

Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan.

Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur.

Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:

a. Kandang untuk induk pembibitan Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.

b. Kandang untuk induk petelur Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.

c. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan) Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu.

Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).

d. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu) Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.

Peralatan Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.

6.2. Penyiapan Bibit Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.

Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:

a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.

b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.

c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.

6.3. Pemeliharaan Sanitasi dan Tindakan Preventif Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin. Pengontrolan Penyakit Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.

Pemberian Pakan Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari.

Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.

4. Pemberian Vaksinasi dan Obat Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Penyakit

1. Radang usus (Quail enteritis) Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus. Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berk yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus. Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat. Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.

2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae) Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.

Pengendalian:

(1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;

(2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.

3. Berak putih (Pullorum) Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular. Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.

4. Berak darah (Coccidiosis) Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.

Pengendalian:

(1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;

(2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox

5. Cacar Unggas (Fowl Pox) Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin. Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah. Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.

6. Quail Bronchitis Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.

Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir. Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.

7. Aspergillosis Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus. Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya. 8. Cacingan Penyebab: sanitasi yang buruk. Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah. Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.

8. P A N E N

8.1. Hasil Utama Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.

8.2. Hasil Tambahan Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja dan bulu puyuh.

9. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

10.1. Analisis Usaha Budidaya

1) Investasi

a. kandang ukuran 9 x 0,6 x 1,9 m (1 jalur + tempat makan dan minum) Rp. 2.320.000,-

b. kandang besar Rp. 1.450.000,- 2) Biaya pemeliharaan (untuk umur 0-2 bulan) a. ay Old Quail (DOQ) x Rp 798 (Harga DOQ) Rp. 1.596.000,- b. Obat (Vitamin + Vaksin) Rp. 145.000,-

c. Pakan (selama 60 hari) Jumlah biaya produksi Keadaan puyuh:

- Jumlah anak 2000 ekor (jantan dan betina)

- Resiko mati 5%, sisa 1900

- Resiko kelamin 15% jantan, 85% betina (285 jantan, 1615 betina)

- Setelah 2 bulan harga puyuh bibit Rp 3.625,- betina dan Rp 725 jantan

- Penjualan puyuh bibit umur 2 bulan Minus Rp. 2.981.200,- Rp. 4.722.200,- Rp. 4.408.000,- Rp. -314.200,-

3) Biaya pemeliharaan (0-4 bulan) - 200 DOQ x Rp 798,- Rp. 159.600,-

- Obat (vitamin dan Vaksinasi) Rp. 290.000,-

- Pakan (sampai dengan umur 3 minggu) Rp. 2.459.925,

- Pakan (s/d minggu ke 4) betina 1615 ekor dan 71 ekor jantan (25% jantan layak bibit) Rp. 5.264.051,

- Jumlah biaya produksi Rp. 8.173.576,

- Keadaan puyuh:

- Mulai umur 1,5 bulan puyuh bertelur setiap hari rata-rata 85%, jumlah telur 1373 butir

- Hasil telur 75 hari x 1373 x Rp 75,- Rp. 7.723.125,-

- Puyuh betina bibit 1615 ekor @ Rp 3.625,- Rp. 5.854.375,-

- Puyuh jantan bibit 75 ekor @ Rp 798,- Rp. 59.850,-

- Puyuh jantan afkiran 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,- 4)

Keuntungan dari hasil penjualan Rp. 5.618.924,- 5) Biaya pemeliharaan (sampai umur 8 bulan)

a. Biaya untuk umur 4-8 bulan Rp. 1.625.137,-

6) Pendapatan a. Hasil telur (0,5 bulan) 195 x 1373 x Rp 75,- Rp. 20.080.125,-

b. Hasil puyuh afkir 1615 ekor @ Rp 798,- Rp. 1.288.770,-

c. Hasil jantan afkir 71 ekor @ Rp 725,- Rp. 51.475,-

d. Hasil jantan afkir (2 bln) 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,- 7)

Keuntungan beternak puyuh petelur dan afkiran jual Rp. 10.950.113,

Jadi peternak lebih banyak menjumlah keuntungan bila beternak puyuh petelur, baru kemudian puyuh afkirannya di jual daripada menjual puyuh bibit.



Baca Selengkapnya ....

Cara Kawin Dan Penetasan Burung Kenari

Posted by Unknown 9 komentar
Di eropa, yang memiliki berbagai musim yang sangat menyolok, ada waktu yang dikenal dengan istilah “musim berkembangbiak”, kita pun mengenal “muslin kawin” bagi anjing dan kucing. Musim ini jatuh pada masa 5 bulan pertama tiap tahun (Januari sampai Mei).

Semua tidak mengetahui kapan musim kawin ini di negara kita, sebab burung kenari, bertelur pada bulan yang tidak menentu. Jadi ada kemungkinan waktu yang disebutkan itu berlaku pula di negara kita. Bisa jadi faktor penyebab perkawinan burung di alam lepas dengan burung di dalam sangkar berbeda.
Sebagai contoh, burung perkutut dan tekukur yang disebut-sebut berkembangbiak dalam bulan “ber-ber-an’ (September sampai Desember) begitu kita yang memperhatikan burung di alam ternyata pasangan perkutut dan tekukur bertelur tidak pada bulan-bulan itu.

Sebagai langkah pertama untuk memulai mengawinkan burung adalah memeriksa paruh dan kaki burung, kuku perlu dipotong pendek dalam ukuran wajar. Ini penting sekali dalam proses pembuahan nantinya untuk merangsang agar kenari itu dapat melakukan pembiakan bisa diletakan beberapa telur telur kosong pada sangkar tempat bertelurnya, maksud telur kosong disini yaitu telur kenari yang ngak bisa dibuahi jadi cuma berupa telur.

Agar suatu perkawinan berhasil, burung kenari betina haruslah menemukan burung kenani jantan jodohnya, untuk kemudiari membuat sarang, bertelur, mengeram dan memberir makan anak-anaknya. Keadaan itu ternyata mempunyai sangkut paut dengan perubahan faal tubuh (fisiologi) tingkah laku burung. Perubahan itu akan mengikuti suatu pola yang berjalan secara teratur, baik mengenai waktunya maupun mengenai urut-urutannya. Perubahan itu muncul karena adanya rangsangan dan luar, misalnya sinar matahari. Dengan perkataan lain, di samping pengaruh sinar mata
han (yang dapat merubah faal tubuh) maka tingkah percumbuan (dan rayuan sampai nyanyian) burung kenari jantan dapat memberikan rangsangan-rangsangan tertentu, yang dapat menimbulkan perubahan jasmani burung.

Perkawinan dan pembuatan sarang juga mampu menimbulkan perubahan-perubahan lain. Akhirnya para ahli menyimpulkan bahwa suatu perubahan besar dapat terjadi dalam diri burung kenari betina, yaitu suatu kekuatan yang datang dan luar tubuh dapat merubah keseimbangan kekuatan yang ada di dalam tubuh. Dapat juga dikatakan suatu rangsangan yang kuat dan luar mampu rnenimbulkan perubahan di dalam tubuh burung kenari betina. Nilai luar biasa bagi pasangan yang disebutkan itu men jadi semakin jelas karena burung kenari hanya mampu menghasilkan anak dalam jumlah yang relatif kecil, yaitu rata-rata 2 ekor sekali pengeraman. Walaupun demikian ada pasangan yang mampu memelihara anak sampai 5—6 ekor.

Burung-burung kenari yang mengeram tentulah menghendaki ketenangan. Ketenangan ini dapat diartikan tempatnya yang tenang, atau burung ini merasa tidak terganggu. Kesibukan orang-orang di sekelilingnya ternyata tidak mengganggu burung yang mengeram, bahkan ada sepasang (pasangan yang baik) yang berketerusan menghasilkan keturunan. Di hadapan orang yang mengobrol burung ini kawin dan mengeram dengan tenang. Sudah tentu beternak burung kenari dalam jumlah besar akan lain keadaannya. Ruangan sisi rumah yang ditutup dengan kawat (agar tikus dan binatang lain tak masuk) dan di tempat seluas 3 x 8 meter itulah deretan dan tumpukan sangkar ditempatkan, dan orang hanya memasuki wilayah itu hanya pada waktu berurusan dengan burung-burung itu saja.

Dari apa yang telah dikemukakan itu kita mengetahui bahwa mengawinkan burung kenari dapat dikatakan mudah, tetapi untuk beternaknya tergolong sukar.
Mengingat adanya beberapa hal yang harus diperhatikan dan adanya kenyataan watak pasangan yang tidak selalu serasi.
Tetapi kalau semuanya berjalan baik, kesukaran-kesukaran yang muncul bisa dihindari.......selamat mencoba ?


Baca Selengkapnya ....

Tips Perawatan Burung Lovebird

Posted by Unknown 71 komentar
Di alam liar, jenis makanan yang dikonsumsi Lovebird antara lain adalah sayuran, buah2an, biji2an dan kacang2an dalam jumlah yang sangat banyak. Untuk Lovebird yang kita pelihara, sebaiknya jumlah makanan yang banyak mengandung lemak dibatasi. Hal ini karena keterbatasan gerak mereka di dalam kandang dibanding di alam liar. Jika terlalu gemuk, maka burung cenderung malas untuk bergerak dan bunyi.

Berikan sayuran segar (al: brokoli, toge, bayam, sawi, kangkung, jagung) setiap hari secara bergantian, buah2an (al: apel, pisang, papaya) 2 -3 kali seminggu.
Bij-bijian harus diberikan dalam jumlah yang terbatas (kecuali Lovebird akan diternak). Seminggu sekali boleh diberikan minuman susu cair. Jangan memberi makanan seperti alpukat, cokelat dan kopi karena bisa berakibat fatal. Jika anda memberikan apel, pastikan bahwa biji buah apel sudah terbuang karena itu bisa menjadi racun bagi Lovebird.


Selain itu, jangan lupa untuk meyediakan pasir grit atau totok cumi didalam kandang. Grit ini selain berfungsi untuk membantu pencernaan juga bagai sarana dalam proses pembentukan cangkang telur. (lihat artikel om Kiansing mengenai fungsi Grit).
Ukuran kandang untuk Lovebird sangat variatif. Ada yg berbentuk bulat, kotak bahkan segi enam. Gunakanlah ukuran kandang yang agak besar supaya Lovebird lebih bebas untuk bergerak. Konstruksi kandang harus kuat dan terbuat dari kawat besi. Lovebird termasuk burung yang suka mandi. Oleh karena itu usahakan untuk memberikan tempat mandi tersendiri, selain tempat minum. Penggantian air minum harus dilakukan setiap hari untuk menjaga kesehatannya. Seminggu sekali mandikanlah Lovebird dengan cairan anti septic atau anti kutu – dengan cara disemprot dari atas - supaya bulunya tetap terpelihara. Untuk penjemuran, usahakan setiap hari Lovebrid dijemur dengan durasi sekitar 2 – 3 jam.
Dengan perawatan yang baik, Lovebird bisa hidup 10 hingga 20 tahun.



Baca Selengkapnya ....

Cara Berternak Burung Lovebird

Posted by Unknown 3 komentar
Sebelum memulai beternak Lovebird, kita harus bisa membedakan dulu antara Lovebird jantan dengan Lovebird betina. Secara fisik dan warna, burung tersebut susah untuk diketahui jenis kelaminnya.

Cara yang paling gampang adalah dengan meraba kedua capit udang yang terletak dibawah duburnya. Jika keras, rapat dan lancip, biasanya jantan. Sedangkan burung betina capit udangnya lembek, lebar dan tumpul. Ciri lain adalah, Lovebird betina jika sudah birahi akan mengumpulkan bahan sarang dan diselipkan diantara kedua sayapnya sebelum dibawa kedalam kotak sarang.
Lovebird bisa diternak setelah memasuki usia diatas 7 bulan. Pilihlah Lovebird yang sehat dan tidak cacat sebagai calon indukan dan berusia relative masih muda karena Lovebird yang sudah berumur diatas 3 tahun biasanya sudah tidak terlalu produktif. Untuk mendapatkan kriteria seperti diatas, sebaiknya kita langsung membeli dari peternak yang sudah kita kenal.

Untuk memacu birahi, selain kwaci, tambahkana makanan extra berupa toge, jagung muda dan sawi. Ketiga jenis sayuran ini terbukti berguna untuk mendongkrak birahi Lovebird.

Walaupun Lovebird bisa diternak dengan cara diumbar dalam kandang beurukuran besar dengan jumlah lebih dari 1 pasang, akan lebih baik jika beternak Lovebird secara individual. Untuk 1 pasang Lovebird, bisa digunakan kandang dengan ukuran sekitar 80cm x 40cm x 40cm. Satu Kandang diisi satu pasang. Ini dilakukan supaya garis keturunan gampang dilacak sehingga suatu saat memudahkan kita untuk melakukan experiment dalam menghasilkan varian warna yang berbeda. Sediakan kotak sarang atau glodok untuk bertelor dan mengeram. Contoh ukuran glodok XLXT = 15cm x 20cm x 25cm. Glodok terbuat dari papan dengan ketebalan sekitar 2cm.

Tempat sarang atau glodok untuk Lovebird umumnya terbuat dari kotak kayu.
Bahan sarang bisa menggunakan serbuk kayu, kulit jagung yang sudah dikeringkan dan lain sebagainya.

Umumnya Lovebird bertelur antara 4 – 6 butir dan menetas setelah dierami sekitar 21 hingga 23 hari. Kedua indukan, baik jantan maupun betina saling bergantian menyuapi anaknya. Pada saat berumur sekitar 6 – 8 minggu, anak burung mulai keluar dari kotak sarang. Setelah anak burung bisa makan sendiri, segera pindahkan mereka ke sangkar lain sehingga indukannya bisa kembali melakukan siklus reproduksi.

Adakalanya indukan Lovebird tidak mau mengasuh anakannya. Jika kita menemukan kasus seperti ini, tidak ada cara lain kecuali harus diangkat dan disuapi sendiri.

Siapkan kotak berukuran kira-kira 40×40x40cm yang didalamnya terdapat lampu bohlam 5 watt yang berfungsi sebagai penghangat. Anak Lovebird harus disuapi setiap 2 jam sekali. Makanan yang paling sesuai pada masa tersebut adalah bubur susu untuk bayi.

Campurkan bubur susu dengan air matang (hangat-hangat kuku), lalu gunakan sendok untuk menyuapi anak burung. Tingkat kekentalan makanan tersebut harus disesuaikan dengan usia anak burung. Semakin bertambah usianya, semakin kental bubur susu yang diberikan. Setelah berumur 3 – 4 minggu, kita sudah boleh mulai memperkenalkan jenis makanan lain seperti sayuran, buah-buahan dan millet.




Baca Selengkapnya ....

Tehnik Memilih Ikan Koi Berkualitas

Posted by Unknown Rabu, 04 Agustus 2010 2 komentar
Ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan dalam memilih koi yang berkualitas prima. Yang penting tidak tergesa-gesa dalam menentukan pilihan. Bila perlu, tanyakan pada praktisi atau hobiis yang telah lama bergelut dengan koi. Untuk lebih jelasnya, kriteria koi yang berkualitas prima dibeberkan dalam penjelasan berikut ini.
a. Bentuk Tubuh
- Pilih koi dengan bentuk tubuh ideal. Perhatikan perbandingan antara tmggi tubuh dan panjang tubuh. Idealnya, perbandingan tersebut adalah 1: 2, 3-3. Pilih juga yang bentuk tubuhnya bulat
memanjang dan tidak terlampau gemuk.

- Jika dilihat dan atas, garis punggungnya tampak lurus alias tidak melengkung.

- Pilih koi dengan gaya berenang yang tenang dan seimbang. Gerakan
yang seimbang dipengaruhi oleh posisi sirip, yang simetris berpasangan.
Koi yang bergaris tubuh seimbang, di kalangan hobiis koi dikatakan
memiliki jitai yang baik.

- Sirip dada dan sirip perut harus sama besar. Sementara itu, ukuran sirip punggung dan sirip ekor harus proporsional dengan tinggi dan panjang tubuh.

- Bentuk kepala, mata, mulut, dan insang harus proporsional atau serasi. Perhatikan juga bentuk hidungnya. Jangan pilih yang terlampau mancung atau terlampau masuk hingga tenggelam di dalam timbunan daging. jika hidung tampak terbuka, kemungkinan besar koi tersebut pernah mengalami sakit pada insang.


b. Warna dan Pola
- Pilih warna yang cemerlang dan kontras. Demikian juga pola warnanya, harus memiliki batas yang jelas. Contohnya, warna merah pada kohaku harus benar-benar cemerlang dan tampak cerah, Sementara itu warna putihnya harus seputih salju, tidak kekuningan atau tidak memiliki bercak warna lain.

- Pertemuan antara warna merah dan putih harus berbatas tajam, tidak ada gradasi atau bayangan warna merah. Terjadinya gradasi warna sering dijumpai pada koi lokal. Contohnya, seekor koi tidak layak disebut sebagai tancho kohaku jika hiasan berupa bulatan merah di kepalanya melebar ke mata, hidung, atau ke punggung. Koi semacam itu hanya disebut kohaku. Sementara itu, seekor koi baru diakui sebagai jenis ogon jika tidak ada warna lain setitik pun pada warna platinum metaliknya.


c. Kesehatan
- Hindari memilih koi yang tampak lesu, gerakan renangnya lamban dan tidak seimbang, atau banyak berdiam di dasar kolam.

- Insang yang bergerak cepat menandakan ikan sedang mengalami kesulitan bernapas. Sebaiknya koi tersebut tidak dipilih karena kondisinya tidak sehat.


- Pili koi yangbersirip tegak. Artinya, sirip tersebut tidak jatuh terkulai.

- Hindari koi yang selalu menyendiri atau menjauhi teman-temannya. Perilaku tersebut bisa dianggap sebagai naluri koi agar tidak menularkan penyakit kepada teman-temannya.


- Walaupun warnanya cerah dan memenuhi persyaratan sebagai koi yang berkualitas, sebaiknya tidak mengambil risiko dengan membeli koi yang mengalami berbagai gejala seperti di atas. Sebab, kalaupun bisa disembuhkan, ada kemungkinan koi akan mengalami cacat fisik atau pertumbuhannya tidak sempurna.


Bagaimana cara memilih koi yang berkualitas, baik untuk hobiis pemula maupun untuk budi daya?

+ Hobiis pemula disarankan untuk memilib koi yang berukuran kecil, sekitar 10 cm. Pertimbangannya didasari pada beberapa alasan berikut ini.

- Harganya lebih murah dibandingkan dengan koi dewasa sehingga seandainya terjadi kegagalan dalam perawatan tidak akan terlalu rugi.
- Perawatannya lebih mudah dibandingkan dengan koi dewasa. Di samping itu tidak membutuhkan tempat yang terlampau luas.
- Peluang berubahnya sifat koi menjadi jinak cukup besar.



Sementara itu, kerugian membeli koi muda adalah adanya kemungkinan perubahan pada pola warnanya.
Bagi yang series untuk membudidayakan koi, induk yang akan digunakan harus memiliki pola dan warna dasar yang sempurna, tubuhnya sehat, dan ukurannya ideal. Koi untuk indukan tidak harus baru, tetapi bisa digunakan koi afkir asalkan memenuhi persyaratan budi daya. Sebab, secara generatif induk koi akan menghasilkan keturunan yang bervariasi, bahkan bisa berbeda sama sekali dengan induknya. Dengan demikian, keturunan yang dihasilkan oleh induk koi bisa mengalami gradasi dan mutasi warna.


- Apa yang dimaksud dengan gradasi dan mutasi warna pada koi?
+ Gradasi atau perubahan pola warna pada koi adalah basil kerja keras bangsa Jepang selama ratusan tahun dalam melakukan penyilangan (cross breeding). Awalnya, para penangkar hanya memelihara koi yang berwarna tunggal. Lewat upaya penyilangan yang terus-menerus, dari koi warna tunggal ini akhirnya lahir berbagai variasi warna, dari dua warna hingga lima warna.
Selain lewat penyilangan, munculnya pola warna pada koi juga disebabkan oleh terjadinya mutasi gen. Konon, akibat mutasi gen, pada era Meiji (1868-1911), bercak merah di bagian perut, pipi, dan kelopak mata koi Jenis kohaku berpindah ke bagian kepala dan bagian belakang tubuh. Padahal kohaku adalah keturunan dari asagi yang berciri bercak hitam di bagian perut dan pipi.

Mutasi warna terjadi akibat terjadinya perubahan sel kromosom yang berfungsi sebagai pembawa sifat keturunan pada koi (termasuk pigmen warna di dalam sel). Perubahan ini akan menghasilkan sifat baru pada keturunan koi yang nantinya diteruskan pada generasi-generasi berikutnya.


Koi asagi memiliki bercak hitam di perut dan pipi. Dianggap sebagil cikal bakal kohaku
Menghasilkan koi strain baru bukanlah pekerjaan mudah. Hasil persilangan pertama (F1) belum bisa diperkenalkan kepada umum. Sebab, biasanya belum memiliki karakter warna yang tetap sehingga keturunannya bisa saja memiliki warna yang berbeda dengan induknya. Karena itu, para breeder berusaha terus untuk mengawinkan sesama induk F1 sampai diperoleh keturunan yang karakternya bersifat tetap. Koi hasil persilangan itu baru diperkenalkan kepada umum setelah memiliki karakter tetap, biasanya terjadi setelah persilangan F5.

- Benarkah bentuk garis luar tubuh atau jitai juga berpengaruh pada kualitas koi?
+ Garis luar tubuh dikenal dengan sebutan frame, tetapi di Jepang lebih populer dengan istilah jitai. Koi yang berkualitas prima memiliki pola jitai standar. Pada jenis kohaku, pola jitai terdapat jelas pada tobi-hi-nya
(pola warna), pada taisho sanke dengan pola sumi pada bagian kepala serta Shiro utsuri dengan pola hi-nya (garis punggung) yang merupakan faktor pembawaan. Koi itu sendiri tidak memiliki pola warna dan ukuran yang bisa dibentuk melalul cara pembuahan (genetik).
Di ajang kontes koi, unsur penilaian biasanya hanya berdasarkan pada kriteria standar, seperti warna, bentuk tubuh, dan sisik. Jarang yang memperhatikan garis luar tubuh atau jitai. Padahal garis luar tubuh inilah yang memberi ketegasan pada bentuk tubuh koi sehingga bentuk tubuhnya tampak proporsional dan keseimbangan pola warnanya menjadi lebih jelas. Dalam proses penjurian yang lama, kriteria pertama yang dinilai oleh juri adalah jitai, bukan pola warna, sisik, atau ukurannya.

Bentuk jitai yang paling ideal terdapat pada jenis cagoi, magoi, dan asagi. Bentuk tubuhnya ramping atau berbentuk gelondong, mirip gulungan benang obras. Keserasian bentuk garis luar tubuh dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.
- Garis tulang belakang lurus. Jika dilihat dari sampmig, garis badan tampak melengkung, tidak berbentuk kurva atau lurus.
- Sirip pektoral berbentuk bulat dan berukuran besar. jlka bentuk sirippektoral persegi dan berukuran kecil, kualitas koi dianggap rendah.
- Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam membeli koi?
+ Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam membeli koi dapat diuraikan sebagai berikut.
- Belilah koi di tempat yang bisa dipercaya atau pada breeder dan pedagang yang bonafit.
- Pilihlah pedagang yang tempat usahanya terbuka, karena pada tempat seperti itu, warna asli koi akan tampak jelas.
- Belilah pada penangkar yang memellhara koinya dalam air bersih dan bersirkulasi lancar. Sebab, kesehatan koi lebih terjamin jika kondisi airnya bersih.
- jika membeli koi dari tenaga kerja asing (khususnya Jepang), pakailah sistem borongan. Biasanya, tenaga kerja asing yang masa kontrak kerjanya sudah habis dan harus pulang ke negerinya akan menjual koi­koinya secara borongan.

- Koi yang baik memiliki warna-warna yang cerah dan murni. Artinya warna putihnya harus benar-benar putih, tidak tercemar warna lain walau setitik pun.
- Pilih koi yang pola warnanya simetris, antara warna tubuh bagian kiri dan warna tubuh bagian kanan.
- Hati-hati dengan efek yang ditimbulkan sinar lampu karena dapat mengubah keaslian warna koi. Karena itu, pilihlah koi pada Siang hari.
- Belilah koi saat musim panas karena warna koi bisa teruji. Alasannya, pada musim panas pertumbuhan koi sedang pesat sehingga jika terjadi perubahan warna akan tampak jelas. Pada musim panas, warna koi jenis ogon yang hitam metalik akan tampil lebih prima.


Bagaimana cara mengenal dan membedakan antara koi lokal dan koi impor?
+ Untuk memperoleh koi lokal yang bermutu prima, disarankan mendatangi sentra perdagangan koi lokal di Tulungagung, Blitar, Cianjur, atau Sukabumi. Koi lokal tersebut sebenarnya adalah hasil persilangan antara koi impor dan ikan mas (karper). Karena dilahirkan di dalam negeri, nama koi tersebut diberi tambahan lokal. Koi dengan strain berkualitas tidak bisa diperoleh dari satu tempat saja, melainkan harus rajin "berburu" ke berbagai sentra penjualan ikan hias. Secara garis besar, cara membedakan koi lokal dengan koi impor sebagai berikut.

- Warna koi lokal kurang cemerlang dibandingkan dengan koi impor.
- Warna koi impor lebih murni dibandingkan dengan koi lokal. Misalnya,warna putih pada koi impor tidak pudar atau tidak kekuningan.
- Bentuk tubuh koi lokal agak pipih, sedangkan koi impor bentuk tubuhnya lebih bulat tetapi tidak tampak gemuk.
- Sifat koi lokal lebih liar dibandingkan dengan koi impor. Buktinya, koiimpor lebih gampang ditangkap dibandingkan dengan koi lokal.
http://shopbarangbagus.blogspot.com/

Baca Selengkapnya ....

Tehnik Pemeliharaan Ikan Koi

Posted by Unknown 2 komentar
Menambahkan Obat-obatan

Selain kolam dibersihkan dan air disaring, ke dalam kolam sering ditambahkan obat-obatan agar ikan koi yang menghuninya tambah aman dan nyaman.

Air PAM yang baru belum bisa dipakai untuk media hidup koi. Untuk menghancurkan Chlorine yang ada di daiamnya, ke dalam air harus ditambahkan obat anti Chlorine. Di pasaran tersedia obat Rid All anti Chlorine, yaitu cairan yang bisa mengatasi Chlorine dalam air. Obat ini tersedia dalam kemasan kecil dan kemasan besar. Untuk kolam koi bisa dipakai kemasan besar.
Sebagai ikan yang doyan makan, koi menghasil-kan kotoran yang banyak. Kalau tidak ditanggula-ngi, kotoran ini akan menurunkan kualitas air secara drastis. Untuk menanggulangi kotoran ini pun ada obat-obatan yang bisa digunakan, yaitu aquadine.

Aquadine ini memungkinkan kotoran koi tidak han-cur, tapi menggumpal dan akan tersedot aliran air ke dalam filter atau bisa kita buang sewaktu me-nyifon air kolam.

Ada juga cairan yang bisa ditambahkan ke dalam air kolam, sekedar untuk mencegah agarkoi-koi yang baru dimasukkan tidak terkena serangan penyakit. Misalnya saja untuk keperluan ini kita gunakan Rid All General Aid, dalam kemasan yang besar tentu. Karena kalau kita pakai kemasan kecil, yang seharusnya untuk akuarium, jatuh harganya bakal mahal. Sesuai dengan aturan pakainya, kita bisa menambahkan cairan tersebut sebelum ikan dimasukkan atau setelah ikan berada di daiamnya.

Jika pH air terlalu tinggi (basa) maka langkah kita untuk menurunkan pH bisa ditempuh dengan menambahkan cairan Aquavital. Kendati aquavital lebih diperuntukkan bagi ikan-ikan yang menghen-daki pH air rendah seperti Diskus, Arwana, dan jenis-jenis Neon, tapi pada konsentrasi tertentu bisa dimanfaatkan untuk menetralkan air yang terlalu basa sesuai dengan yang dibutuhkan koi. Aquavital selain tersedia dalam bentuk cairan juga dijual dalam bentuk kering, yaitu berupa (seperti) moss untuk media tanam. Banyak sedikitnya tentu bisa disesuaikan dengan petunjuk dalam bungkus kemas-annya.

Kolam yang baru dibangun biasanya masih ter-dapat pengaruh semen. Pengaruh semen ini bisa me-
nyebabkan air menjadi sadah (keras) dan pH air menjadi tinggi. Dengan cara konvensional, pengaruh semen ini bisa dihilangkan dengan cara merendam dan mengeluarkan air kolam berulangkali selama 3 minggu. Namun, sekarang ada cara baru yang lebih cepat, ke dalam kolam baru yang sudah diisi air di-tambahkan asam asetat. Dengan menggunakan larut-an asam asetat ini proses penetralan dinding kolam bisa dipercepat. Untuk menetralkan dinding kolam bisa juga dengan melapisi cat vinil, tapi cara ini jarang dilakukan.

Untuk mencegah penyakit pada koi yang baru dimasukkan, tidak jarang ke dalam kolam ditam-bahkan obat-obatan dengan konsentrasi rendah. Obat-obatan ini hanya berfungsi sebagai penqegah-an atau mengobati penyakit yang belum tampak.

Adakalanya terdapat cairan yang secara tidak sengaja masuk ke kolam. Sialnya pengaruhnya bisa mematikan koi di dalam kolam. Cairan yang mem-bahayakan ini misalnya pestisida. Pestisida ini masuk ke dalam kolam saat kita menyemprot ta-naman di sekitar kolam. Barangkali cerita ini tidak-lah mengada-ada, mengingat pestisida ini bisa lang-sung masuk ke kolam saat penyemprotan berlang-sung atau turun bersama embun pagi/air hujan.
Cara Menyaring Air
Setidaknya terdapat empat cara penyanngan air yang umum dipakai untuk menjaga kualitas air kolam. Keempat cara yang berbeda sistem kerjanya ini memang sangat berbeda tujuannya. Adapun keempat cara tadi adalah: penyaringan fisik, penya-ringan kimiawi, penyaringan biologis, dan penyaringan dengan tanaman.

Penyaringan fisik bertujuan untuk membersihkan air dari sampan dan lumpur agar tidak mengo-tori dan mendangkalkan kolam koi. Penyaringan fisik sangat bermanfaat Jika kita” menggunakan air sungai sebagai sumber air kolam koi.
Air sungai yang biasanya sarat dengan lumpur harus disaring dulu sebelum masuk ke kolam. Bahan untuk penyaringan fisik berupa batu, kerikil, pasir, dan ijuk. Batu-batu-an dimaksudkan untuk menyaring baban kasar, kerikil untuk bahan yang lebih halus, sedangkan pasir dan ijuk untuk menyaring material yang paling halus. Dengan menyusun filter sedemikian rupa diharapkan air terbebas dari bahan-bahan yang meng-ganggu.

Penyaring kimiawi mempergunakan karbon aktif dan zeoiite. Tujuannya adalah menghilangkan racun dan bau tidak enak, selain untuk mematikan penyakit yang terikut di dalam air. Penyaring kimiawi jeias untuk meJengkapi penyaring fisik yaitu untuk mengatasi bahan-bahan yang tidak bisa ditanggulangi oleh penyaring fisik. Sekalipun demi-kian, untuk memperbaiki atau paling tidak mem-pertahankan kualitas air, penyanngan air masih harus diperlengkapi dengan penyaringan biologi dan penyaringan dengan tanaman.

Beberapa bakteri mengoksidasi bahan-bahan organik yang mengandung nitrogen dan amonia yang dihasilkan oleh kotoran ikan dan makanan yang tidak tersantap ikan. Proses tersebut berkaitan dengan proses penyaringan air secara biologis. Pera-watan yang utama dengan mempergunakan bahan-bahan yang tidak mematikan bakteri ini, tapijustru yang malah bisa mengikat bakteri ini. Apabila kolam steril dari bakteri, maka kotoran ikan akan menum-puk. Adalah suatu langkah yang tepat apabila bakteri ini tidak disikat habis ketika membersihkan kolam dan Jangan menggunakan pestisida untuk mensterilkan kolam.
Menyaring Air Dalam Kolam Koi

Ada banyak cara untuk membersihkan air dalam kolam koi, yang masing-masing cara bisa dilaku-kan secara bersamaan atau terpisah sesuai kebutuhan. Adapun cara atau teknik membersihkan kolam tersebut di antaranya adalah :

1. Menggunakan serokan

Untuk membersihkan puing-puing atau dedaun-an yang jatuh ke dalam kolam koi, bisa dipakai serokan. Serokan yang diberi tangkai agak panjang dengan bambu atau kayu, memungkinkan kita untuk menjangkau seluruh areal kolam.
Bahan pembuat serokan biasanya kain trililin yang sedikit menyerap air. Serokan yang bermata kecil bisa juga dipakai untuk membersihkan kotor-an berupa buih-buih air di permukaan air. Selain itu sisa endapan kotoran lumut yang tidak terbuang biasanya akan mengambang ke permukaan air. Semua kotoran ini bisa diatasi dengan serokan. Tidak ketinggalan pula apabila ada ikan yang mati (mudah-mudahan Jangan) bisa diambil dengan serokan.

2. Sistem sifon

Sistem sifon merupakan cara atau metoda yang bisa digunakan secara luas. Salah satu jalan praktis dengan menggunakan slang plastik yang biasa untuk menyalurkan air dari kran. Sediakan sebuah slang yang cukup panjangnya, sekitar 5 meter bila kolam nya sempit, dan 10 meter bila kolamnya luas.
Cara ini mempergunakan sistem elevasi. Jadi kotoran dan air tersedot keluar bersamaan lewat slang.

Ujung slang dimasukkan ke dalam air menyusul bagian lainnya hingga ujung yang satunya lagi. Keti-ka ujung pertama dimasukkan, jaga Jangan sampai ujung ini muncul ke permukaan air, sehingga seluruh bagian slang terisi air dan tidak ada gelembung udara yang nyasar masuk. Setelah seluruh slang berisi air, tarik salah satu ujung slang dan tutup dengan jempol sehingga air tetap berada di dalam slang. Begitu ujung ini kita bawa ke tempat yang lebih rendah, air dalam kolam dengan mudah mengalir keluar.

Ujung slang yang berada di dalam kolam ditem-patkan pada bagian yang kotor. Untuk memudah-kan pekerjaan kita, ujung slang yang berada di dalam kolam bisa diberi tangkai. Dengan demikian dari luar kolam kita bisa “membawa” slang men-cari bagian-bagian yang kotor. Cara ini memang sangat praktis untuk membuang kotoran yang meng-endap.

3. Sistem tekanan air

Sistem tekanan air memanfaatkan prinsip seper-ti sifon, hanya saja kolam harus dilengkapi dengan lubang pada bagian tengahnya. Setiap kolam harus dilengkapi dengan lubang ini. Lubang bisa dibuat dengan memasang pipa pralon sebesar 1 atau 2 inchi. Lubang pralon ini disambungkan dengan pra-lon yang agak panjang pada bagian luar kolam.

Jika hendak membersihkan kolam, lubang pralon sebelah dalam harus disambung dengan slang, yang bertugas mencari kotoran. Pada waktu tidak dipakai, lubang ini ditutup dengan pralon pendek yang dihadapkan ke atas. Dengan cara ini akan me-mungkinkan kita untuk membersihkan kotoran setiap kita mau, tanpa khawatir suatu saat kita lupa menutup lubang kolam sehingga kolam tidak akan kekeringan.

4. Sistem sifon yang diperbaiki

Cara lain untuk membersihkan air adalah dengan memakai prinsip sistem sifon yang dipadukan dengan sistem tekanan air. Bangunan pintu pembuangan berupa pralon yang lebar pada bagian atas-nya dan sempit bagian bawahnya. Air kotor pada bagian bawah akan keluar kolam karena adanya tekanan air yang masuk lewat pintu pemasukan air. Dengan cara ini kita bisa membuang air yang mati pada bagian bawah sekaligus kotoran yang meng-endap di dasarnya.

Dengan cara ini kita bisa membuang air setiap pagi, sekali sehari ketika ikan-ikan tidak sedang aktif. Dengan pembuangan air kotor dan mati secara teratur setiap hari paling tidak kita sudah bisa turut andil dalam menjaga kesehatan ikan.

5. Sistem pompa

Jika kita memiliki kolam yang sarat dengan koi, tentunya tidak memungkinkan bagi kita untuk mengeluarkan air secara leluasa. Namun Jangan kecil Fiati, sekarang di pasaran sudah banyak tersedia pompa kecil yang mampu membantu kita mengatasi kesulitan ini. Pompa ini selain mengeluarkan air yang mati dan kotoran-kotoran, juga bisa dipakai untuk menambah aerasi dalam kolam. Ini tentu bisa dikaitkan apabila dalam kolam itu dilengkapi batu terjunan, dan pompa dipakai untuk memutar air dari kolam ke unit filter dan dibawa naik baru keluar dari atas.

Jika pompa hanya dipakai sebagai sarana untuk membersihkan air, Sebaiknya dioperasikan pada pagi hari. Pada pagi hari, kotoran masih mengendap di dasar kolam dan ikan belum begitu aktif, sehingga memudahkan kerja kita. Pada siang hari ketika suhu sudah naik, kotoran di dasar kolam akan naik dan menyulitkan ketika disedot pompa. Lebih-lebih kotoran yang sudah mengambang akan pecan ketika tersentuh.

6. Sistem sirkulasi air

Cara paling mutakhir yang efektif dan efisien untuk membersihkan air kolam adalah dengan sistem sirkulasi air. Dengan membangun unit penya-ring mini di samping kolam, baik dengan bangunan permanen ataupun bak fiberglass, air dari kolam dinaikkan dan setelah melewati unit filter air kembali masuk ke dalam kolam dalam keadaan bersih. Di dalam unit penyaring diberi busa untuk menghambat kotoran-kotoran supaya tidak terikut air. Busa ini harus dicuci setiap 2 atau 3 hari sekali. Dengan cara ini pekerjaan membersihkan air men-jadi praktis dan tidak membutuhkan banyak tenaga dan biaya.
Hindarkan Kolam dari Matahari yang Terlalu Terik

Menghindari kolam koi dari matahari yang terlalu terik merupakan upaya untuk merawat koi secara baik. Tentu upaya ini berkaitan dengan pe-rencanaan kolam pada awalnya. Dan bila kolam sudah terlanjur dibuat pada lokasi yang banyak me-nerima sinar matahari tentu akan menyulitkan kita. Atau kalau toh akan diatasi paling-paling terbatas mengurangi intensitasnya. Satu-satunya jalan dengan memberi peneduh di atasnya. Peneduh ini bisa berupa plastik gelombang atau bisa dibuatkan ornamen berupa rongga untuk melindungi koi dan sebagian air. Bisa juga peneduh ini berupa tanaman air.

Tentu ada alasannya mengapa kolam koi Jangan terkena matahari yang terlalu terik. Matahari yang terlalu terik akan menyebabkan air kolam men-jadi keruh, dan ini tentu akan menghalangi pandang-an koi. Kondisi yang tidak menguntungkan ini akan lebih parah lagi Jika ditambah banyaknya sisa makanan dalam kolam.

Dengan mendapatkan sinar matahari yang cukup, koi akan makan banyak, yang tentu saja per-tumbuhannya akan merambat pesat. Namun begitu, di Jepang, warna koi akan memudar pada musim panas.
Menjaga Suhu Tetap Konstan

Salah satu penyebab kematian koi adalah ada-nya goncangan suhu yang terlalu tinggi. Goncangan suhu yang kelewat tinggi memang sering terjadi, terutama ketika siang hari panas kemudian diguyur hujan pada malam harinya. Atau pada siang hari itu juga turun hujan. Hal itu tentu saja akan membuat koi kelabakan.

Jika suatu saat kita mengalami hal serupa, maka yang harus kita lakukan adalah membuang sebagian air di dalam kolam dan menggantinya dengan air baru. Penggantian yang secepatnya selain untuk menetralkan suhu air juga dimaksudkan untuk secepatnya mengeluarkan air hujan yang kita tahu kurang baik bagi koi.

Sedangkan untuk mengatasi perbedaan suhu harian antara siang dan malam bisa dengan mengoperasikan pompa air terus menerus. Dengan adanya sirkulasi air yang teratur pada siang hari, bisa kita rasakan suhu air dalam kolam tidak akan terlalu tinggi. Sebaliknya juga pada malam hari, suhu tidak akan terlalu rendah. Hal ini akan lebih bagus lagi Jika setiap hari air bisa terganti sebagian.
Singkirkan Penyakit Secepatnya

Koi yang kita pelihara di kolam sering ditempeli kutu ikan dan cacing jangkar. Keduanya memang merupakan parasit yang dengan mudah kita temukan dan kita lihat. Bentuk kutu ikan yang bulat akan bergerak-gerak di permukaan badan ikan bisa mudah terlihat dengan mata telanjang. Sama seperti cacing jangkar (Lernaea) yang badannya panjang, menjuntai melambai-lambai di dalam air. Kedua parasit ini memang tidak langsung mematikan ikan, tapi aktifitasnya menyedot cairan tubuh koi akan menyebabkan koi kurus dan bentuk badannya jelek.

Cara penanggulangan parasit ini dan juga penyakit lainnya bisa disimak pada kategori Hama / Penyakit / Obat /Dosis.
Jangan Buang Lumut Kolam

Seringkali karena ingin mendapatkan kolam dalam keadaan bersih, semua yang ada di kolam di-babat habis, termasuk lumut yang sebenarnya ber-guna bagi koi. Lumut yang tumbuh di dalam kolam tidak selamanya merugikan koi. Oleh karenanya, salah sekali kalau lumut ini dibuang semua. Lumut yang tumbuh di dalam kolam berguna untuk meng-hindari perut koi yang terluka ketika mereka bere-nang di dasar kolam.

Lumut ini biasanya akan tumbuh setelah air dalam kolam mengalami berbagai proses, sehingga di dalam air tersebut terdapat unsur-unsur hara yang menunjang pertumbuhan lumut. Ada beberapa obat yang bisa ditambahkan ke dalam air agar menyubur-kan air. Beberapa obat memang efektif, tapi beberapa lainnya tidak manjur. Sebaiknya tanyakan dulu kepada para pedagang, obat mana yang bisa dipakai, kendati harga lebih mahal. Dengan demikian secara tidak langsung kita bisa menghemat biaya dengan menghindari membeli obat yang tidak perlu.

Setelah lumut tumbuh, bukan berarti kita boleh membiarkan segala kotoran menempel di permuka-annya. Kita tetap hams membersihkan dasar kolam dengan menyikat endapan lumpur dan sedikit me-ngurangi ketebalan lumut. Pada beberapa hari setelah kita kurangi umumnya lumut akan tumbuh sepeiti sediakala.
Penyaringan dan Sirkulasi Harus Baik

Penyaringan dan sirkulasi yang baik akan mem-bantu meningkatkan kualitas air. Menurut Takeo Kuroki yang menyusun buku The Latest Manual to Nishikigoi, selain kualitas koi, air turut andil dalam menentukan bagus tidaknya warna koi. Dalam bukunya dikatakan bahwa faktor penentu warna koi adalah kualitas koi (70%), air (20%), dan faktor-faktor lainnya (10%). Oleh karenanya, sangat pen-ting bagi kita untuk mempertahankan kualitas air dalam rangka meningkatkan kualitas koi.

Yang dimaksudkan dengan kualitas air yang bagus meliputi : pH air berkisar antara 7,2-7,4 dengan kandungan besi, Chlorine, belerang yang rendah. Kesadahan air juga harus rendah, tapi kandungan oksigennya tinggi.

Bagi mereka yang menggunakan air tanah, se-kalipun air tersebut bersih, sebenarnya belum memenuhi syarat untuk koi. Air tanah umumnya ber-pH rendah dan miskin oksigen. Oleh karenanya, untuk bisa dipakai sebagai media hidup koi yang memenuhi syarat, air tanah harus diperlakukan se-cara khusus.

Perlakuan bagi air tanah yang umum dilakukan adalah dengan membuat aliran (sirkulasi) dan mele-watkan air tersebut pada saringan. Dengan melakukan sirkulasi yang teratur, lebih-lebih air yang ber-sirkulasi ini melewati pancuran dan batu pemecah air, kandungan oksigen dalam air tersebut akan ber-tambah. Demikian pula dengan melewatkan air tanah pada saringan yang mengandung plankton dan bakteri penumbuh, air tanah akan menjadi subur dan layak untuk koi.

Bukan saja untuk menyediakan air yang bersih, tetapi sirkulasi dan penyaringan bermanfaat juga sebagai penyedia air yang cocok untuk pertumbuhan dan kesehatan koi. Dan untuk semua keperluan itu dibutuhkan sebuah pompa air, tidak perlu terlalu besar, handy pump-pun cukuplah.
Drainase Harus Lancar

Banyak yang membuat kolam koi dengan inlet dan outlet (pintu pemasukan dan pengeluaran air) yang letaknya berhadapan. Cara ini banyak dilaku-kan pada kolam-kolam budidaya yang besar, dan rupanya para pemilik koi menirunya. Cara pema-sangan inlet dan outlet semacam ini rupanya kurang efektif dalam menjaga kebersihan dan memper-tahankan kualitas air kolam. Alasannya, air baru biasanya akan langsung keluar sedangkan air lama yang sarat dengan kotoran tetap akan berada di dalam kolam. Akibatnya pergantian air yang semula kita kira sudah memenuhi syarat, ternyata tidak lebih dari “show” saja.

Untuk itu posisi pintu pembuangan (outlet) harus diubah letaknya. Karena letak inlet memang harus di atas, maka outlet kita letakkan di sebelah bawah. Agar air kolam tidak kering pintu pembuangan air bisa menggunakan sistein monnik yang memungkinkan air bawah terbuang tanpa khawatir air kolam bakal ludes. Bisa juga (dan ini yang sangat disarankan) pintu pembuangan terletak di bagian tengah kolam dengan posisi agak rendah, agar kotor an yang mengendap di poros kolam bisa terbuang seluruhnya. Sedangkan pada bagian luar yang ber-kaitan dengan pintu pembuangan ini kita buat agar bisa diatur tinggi rendahnya, agar air kolam tidak habis.
Jumlah Ideal Penempatan Koi dalam Kolam

Kebiasaan para pemula adalah menempatkan koi dalam jumlah banyak ke kolam yang tidak begitu luas. Seiring dengan itu, jika kita perhatikan ikan dalam kolam tersebut banyak yang tidak bagus.

Ikan-ikan yang terlalu biasa dan tidak mempu-nyai daya tarik yang kuat tidak jarang turut menghuni kolam koi. Akibatnya jelas bahwa akan terjadi persaingan konsumsi oksigen. Selain itu juga koi yang tidak bagus juga akan turut mengeluarkan sisa kotoran dan menjadi penyaing tempat dan makanan. Akan lebih bagus jika kita hanya menempatkan koi yang bagus saja dalam kolam, kendati hanya sedikit. Sedikit ikan koi yang bagus lebih berarti bagi kita dibandingkan banyak koi tapi tidak bagus, karena merekalah yang nantinya bakal rnenghibur kita.

Jumlah koi yang ideal yang pantas untuk meng-huni kolam tergantung dari beberapa hal, yaitu umur dan besarnya koi, serta luas dan daiamnya kolam. Dalam buku NishikigoiFancy Koi, Takchiko Tamaki memberi patokan tentang kaitan jumlah koi dengan kolam tempat hidupnya.


Baca Selengkapnya ....

Tehnik Pemijahan Ikan Koi

Posted by Unknown 0 komentar


Setelah kita merawat koi sehingga tumbuh besar, mungkin akan tumbuh keinginan untuk mengawinkan koi agar mendapatkan keturunannya. Persoalan bisa muncul, karena pe­mijahan berbeda dengan pemeliharaan. Pemijahan membutuh­kan kolam lebih spesifik, jumlah dan fungsinya lebih beragam.

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika hendak memijahkan koi adalah ketersediaan kolam, persediaan induk koi, penyediaan pakan benih, dan perlakuan seleksi yang ketat.

A. Kolam Pemijahan

Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri. Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempurna.

Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, ter­lindung dari jangkauan anak-anak dan binatang piaraan lain.

Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan tempat perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk mensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadahi.

Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil, yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihan­nya dan efek dari semen bisa dihilangkan.


B. Seleksi Induk

Syarat utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk produktif.

Syarat lain fisiknya prima, tidak cacat. Sirip-siripnya lengkap, juga sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang, tidak loyo. Umur minimal 2 tahun pada jantan, clan 3 tahun pada betina. Betina lebih besar dibandingkan jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung. jantan sebaliknya, lebih langsing dan perut­nya rata jika dilihat dari punggung. Sirip dada induk jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih.


Seekor induk betina berpasangan dengan 2 atau 3 induk jantan.Jika seekor betina hanya diberi seekor jantan di kolam pemijahan dantak disangka jantannya ngadat, gagallah pemijahan. Dengan menye‑diakan stok jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari.Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk yang palingbagus, karena keturunannya biasanya jelek. Anak keturunannyabelum tentu sebagus induknya. Yang dipijahkan sebaiknya koi biasa

saja, tapi masih memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya pekat. Pada saat seleksi benih, nantinya bisa dipilih mana yang bagus dan mana yang diafkir.



C. Persiapan Kolam

Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam dikeringkan di bawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah masuknya ikan seribu atau hama air lainnya. Pada pintu pembuangan dipasang saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut.

Telur koi menempel (adesip sifatnya. Biasanya koi akan ber­telur di bawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat.

penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan mas. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata, ukuran kakaban 40 cm lebar dan 120 cm panjang. jumlah kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk betina.

Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh. Di atas kakaban diberi bilah bamboo dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur.

Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangsang pasangan koi yang akan berpijah. Selain kakaban, tempat penempel telur bisa juga meng­gunakan tanaman air seperti Hydrilla yang disusun atau potongan tali raffia sebagai pengganti ijuk.


D. Pelaksanaan Pemijahan

Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakangnya. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan me­ngeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke udara. Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan sperma.

Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur yang jatuh ke dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk segera dipisah dengan telurnya. Jika terlambat, telur bisa dimakan habis oleh induknya.

Ada dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan. Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam tersebut. Cara kedua dengan memindahkan telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis karena lebih menghemat lahan (kolam).

Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu dalam larutan Malachytgreen dengan kosentrasi 1/300.000 selama 15 menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar kotoran yang mungkin menutupi telur bisa lepas.


E. penetasan Telur

Agar menetas dengan baik, telur harus selalu terendam dan suhu air tetap konstan. Jika suhu terlalu dingin, penetasan akan berlangsung lama. Jika suhu terlalu tinggi, telur bisa mati dan membusuk.
Agar telur bisa terendam semua, rangkaian kakaban harus "ditenggelamkan" ke dalam kolam. Untuk itu bisa memakai jasa gedebog pisang. Potong tiga buah gedebog pisang sepanjang 40 cm, lalu letakkan di atas kakaban dengan dua ruas bambu sebagai alasnya. Agar bisa stabil, gedebog diratakan salah satu sisinya.


Dalam tempo 2-3 hari telur koi sudah mulai menetas. Setelah menetas kakaban diangkat dan dipindahkan ke tempat lain. Nantinya kakaban bisa dipakai lagi di lain kesempatan.
Benih koi umur seminggu masih lembut. Umumnya orang menetaskan telur koi dalam hapa yaitu kantong yang bermata lembut yang biasa untuk menampung benih. Di hapa, benih koi lebih mudah dikumpulkan dan tidak hanyut terbawa aliran air.

Koi yang baru menetas masih membawa kuning telur sebagai persediaan pakan utama yang pertama.
Selama itu mereka belum membutuhkan pakan dari luar karena pencernaannya belum terbentuk sempurna. Dua atau tiga hari kemudian, mereka sudah mulai berenang. Saat ini sudah wak­tunya menyediakan pakan bagi benih. Benih ini harus dipindahkan ke kolam pembesaran yang banyak menganclung pakan alami.



F. Perawatan Benih

Benih yang sudah berenang bebas harus dipindahkan ke kolam pembesaran. Kolam pembesaran ini harus dipersiapkan, agar ditumbuhi pakan alami, seminggu sebelum pemijahan. Adapun langkah-langkah persiapannya sebagai berikut.

Kolam dikeringkan selama dua hari di bawah terik matahari dan disemprot dengan pestisida agar binatang yang tidak dike­hendaki mati. pestisida yang dipakai Dipherex atau Nogos de­ngan dosis 0,5-1,0 ppm. Kemudian untuk menyediakan pakan alami berupa binatang renik, kolam dipupuk dengan kotoran ayam dan jerami. jerami ditindih dengan batu dan diletakkan di sudut­sudut kolam. Volume kotoran ayam 1,5 kg/m2. Pintu pemasukan air ke kolam harus diberi saringan.

Dalam beberapa hari, air yang terkena jerami akan berubah warna menjadi merah kecoklatan. Namun, beberapa hari kemu­dian akan jernih kembali. Jika pemberian kotoran ayam dan jerami tepat, dalam beberapa hari kemudian akan tumbuh infusoria dan fitoplankton. Pada saat ini benih-benih koi sudah bisa di masukkan setelah kurang lebih sepuluh hari, daphnia akan tumbuh.

Jika tidak dapat menumbuhkan pakan alami, terpaksalah memberi pakan benih koi dengan pakan buatan seperti kuning telur yang direbus, tepung udang, susu bubuk untuk anak sapi, dan pakan tepung khusus untuk koi. Untuk menjaga agar air tidak busuk oleh sisa pakan buatan, di kolam dimasukkan air baru agar sisa pakan hanyut.


G. Seleksi Benih

Kegiatan paling sulit dari rangkaian kegiatan pemijahan adalah penyeleksian benih. Penyeleksian dilakukan ketika benih berumur 1 hingga 3 bulan, dan benih dipisahkan menurut ukuran tumbuh dan jenisnya. Ada beberapa ekor koi yang umumnya tumbuh kelewat bongsor, sedangkan sebagian lagi sangat lambat. Penyeleksian ini juga membantu koi yang pertumbuhannya lambat bisa tumbuh normal kembali.

Selama 1-3 bulan penyeleksian dilakukan sebanyak 3 atau 4 kali. Seleksi pertama, dilakukan sekitar 2 minggu setelah menetas bagi Showa, 50 hari setelah menetas untuk Ogan, 60 hari untuk Kohaku dan Taisho-sanke. Benih yang cacat ditandai dengan warna merah, putih, atau hitam saja. Biasanya dari jumlah benih yang menetas, yang bagus hanya 10-20%. Seleksi kedua dilakukan untuk menentukan pola warna dan kualitas secara keseluruhan. Setelah selesai seleksi, makin sedikit benih terbaik yang masih tersisa.

Seleksi benih hanya bisa dilakukan dengan benar oleh mereka yang sudah dekat dengan koi. Penglihatan yang tajam diperlukan untuk mendapatkan benih-benih yang bagus kualitasnya.

Secara umum benih-benih koi yang lolos seleksi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
— Badan dan siripnya normal, tidak cacat.
— Warna badannya sudah nampak menonjol, sesuai dengan varietasnya.
— Warna putih, merah, hitam atau kuning nampak jernih tidak tercampur dengan warna lain.


Baca Selengkapnya ....
Template by Cara Membuat Email | Copyright of HOBIE HABITS.
R3 Cantik Bebas Jerawat